Wahai Mahasiswaku : Burungpun Mati dan Masih Mengira Langit yang Biru adalah Atap Sangkarnya

Saya suka ketika memberikan kuliah dan melihat mahasiswa saya on time masuk ke ruang Vicon di UPT Puskom yang ukurannya 6×4 m2. Suasana anteng, tenang…sampai 15 menit menjelang kuliah berakhir. Karena pas waktu itu biasanya saya tanyakan : “Yang nggak mudeng silakan angkat tangan dan tanya…” ternyata nggak ada yang tanya. Pertanyaan saya lanjutkan,: “Kalo begitu siapa yang mudeng silakan angkat tangan…!!!” Ternyata juga nggak ada yang angkat tangan. Waks…!? Spontan suara ketawa dan gaduh pecah di kelas. Yach sudahlah… sisa 15 menit selalu saya isi dengan “sesuatu yang matematika tapi tidak matematika banget”: Memodelkan kehidupan sehari-hari ke dalam formulasi-formulasi “rumus” agar lebih mudah dipahami. Meskipun kebolehjadian (Sthocastics), tapi yakin Tuhan menciptakan semuanya dengan rumus yang pasti.

Sebelum mereka pulang ke kamar kostnya yang berukuran 3×2 m2, saya mencoba mencari sebuah alternatif lain yang mudah-mudahan meskipun kecil mampu memberikan sebuah angin segar untuk memotivasi mereka untuk melesat pesat ibarat bagai anak panah keluar dari busurnya. Soalnya capek juga kalau mendorong mobil mogok… Pandai, bodoh; kaya, miskin bukanlah takdir, seperti presepsi beberapa orang di Gunung kidul bahwa kesulitan hidup yang mereka alami adalah sudah ginaris alias pepesti alias takdir, sehingga merekapun di lazimkan dan seolah pada waktu itu “diperbolehkan” melakukan bunuh diri. Pandai, bodoh,kaya,miskin adalah pilihan ! Wahai mahasiswakoe, anda jangan pernah memilih untuk membatasi diri anda secara geografis dalam ruangan kartesian ukuran 24 m2 dan 6 m2. Dan jangan anda memilih membatasi jelajah pikir anda hanya pada buku catatan atau diktat kuliah. Dan jangan pula anda membatasi diri anda dengan networking hanya pada radius Ring 1 alias teman-teman sebangku kuliah atau se-angkatan. Tahu nggak ? Hikayat cerita kenapa Dinosaurus punah gara-gara babi telat mikir ? (Kalau nggak tahu tanya sama Mbak Asih…0271 638959) KAyaknya banyak yg belum tahu penyebab dinosaurus punah. Begini critanya Mbak Duwee, semua pengen naik ke bahtera Nabi Nuh, tapi gak cukup. Akhirnya dibuat kompetisi : semua yang ada diminta cerita yang lucu sehingga yang hadir harus ketawa semua kalo pengen naik ke bahtera nabi Nuh, kalo satu saja ada yang tidak ketawa, maka terpaksa dia harus tinggal. Nah, giliran pertama adalah Dinosaurus cerita. Semua ketawa terpingkal2 kecuali Babi!!Terpaksa Dinosaurus tinggal dan akhirnya punah. Giliran kedua adalah Gajah, belum mulai cerita si Babi tertawa sampai perutnya berguncang. tatkala ditanya, jawab Babi : “Saya baru sadar betapa lucunya cerita si Dinosaurus tadi…” Yach…TELMI akhirnya membawa korban dalam oraganisasi kita, telat 5 menit saja dalam berfikir kita sudah akan dilibas oleh kompetitor kita.

Pilihlah untuk menjadi pandai…!!! Meski gelap suasananya (karena universitas tempat kalian menimba ilmu adalah sebuah goa yang luas) tapi anda bisa tanya kesana kemari, anda bisa membaca situasi. Dan jangan menjatuhkan diri pada keraguan untuk ambil bagian dalam “kerja”. Kerja dan kerja untuk selalu produktif. Jangan anda menyesal tatkala nanti keluar dari “Goa” UNS ini anda ternyata hanya mengambil segelas air saja itupun tidak penuh untuk menyambung “perjalanan” hidup anda. Padahal anda bisa mengambil tiket pesawat pulang pergi Solo-Eropa atau solo-amerika lengkap dengan living/book allowance selama 5 tahun, atau anda mau mengambil free tiket untuk menjadi entrepreuner yang hebat, atau malah anda pengen mengambil tiket class executive vertikal menembus persaingan global.

Pilihlah menjadi kaya. Keluarlah dari jebakan kemiskinan yang menjadi rantai setan seolah-olah tidak bisa dipupus. Ambilah intan berlian, uang dalam kurs $ maupun Euro dan emas permata dari dalam Goa. Tapi jangan ambil laptop …(sori ya P. Sapto hehee… yang laptopnya hilang 2 hari lalu jam 14.30 WIB di meja kerjanya di Puskom). Meminjam definisi kaya Robert T Kyusaki, kaya itu adalah mereka yang bisa meng create sesuatu dan dengan sesuatu itu bisa mencukupi kebutuhan dia sendiri dengan style life nya serta…mampu menghasilkan pasive income. Nggak usah nunggu lulus, anda akan mampu memenuhi definisi ini. Apa bedanya hari ini, besok, nanti atau 3 tahun lagi. Menunggu kok waktu, sia-sia…!

Pilihlah menjadi kaya (meminjam definisinya Sutanto : sedikit menyempurnakan Robert T Kyusaki), bahwa aktivitas yang dipilih tidak hanya mendatangkan pasive income yang bersifat materi (uang) tapi juga mendatangkan pasive income berupa barokah dari langit yang terus akan berlipat nilainya meskipun kita sudah masuk ke liang lahat. Dan faktor yang kedua ini tidak akan ada satupun kekuatan yang mampu menghentikan dan mampu memutus keberkahan atas apa yang telah anda lakukan dan mampu bermanfaat buat orang lain.

Dan akhirnya, jual saja HP anda yang hanya dipakai SMS-an atau miss call miss call-an. Kayaknya barang itu menjadi Liability. Tukarkan dengan Laptop yang akan menjadi alat untuk menembus dunia dan masih bisa SMS-an dengan chatting. Dan bukalah sankar-sangkar yang telah anda buat sendiri, batas-batas yang telah membatsi anda sendiri sehingga sulit dan takut untuk berkreasi dan berkembang. Dan akhirnya berdoalah dan mintalah kepada-NYa untuk menggantikan akal dan hati anda, karena saat ini yang ada di raga anda bukanlah hati dan akal mu yang sesungguhnya.