PAS : INNEKE dan TAFSIR AL MISBAH

Kalau PAS sahur masih ngantuk, males dan capek ada acara yang paling membuat saya semangat yaitu : Tafsir Al Misbah di metro TV. Tafsir al Misbah adalah karya besar yang tidak asing lagi bagi kaum Muslimin Indonesia, utamanya mereka yang menaruh minat besar pada bidang tafsir. Kita patut berterima kasih pada penulis tafsir ini yang telah  melahirkan al-Misbah sehingga mendorong kemajuan disiplin ilmu Al Qur’an di tanah air. Ustad Prof. M. Quraish Shihab yang sangat tawaduk berharap : “ini adalah karya manusia yang dha`if yang memiliki aneka kekurangan”. Tafsir al-Misbah banyak dipengaruhi oleh pendapat Burhanuddin Abul Hasan Ibrahim bin Abdurrahman al Biqai dalam kitab tafsirnya yang berjudul: Nadzhmu ad Durar fi Tanasubil Ayat wa as-Suwar.

Yang paling saya suka adalah pendekatan berfikir dari Prof Shihab yang membumi dan implementatif. Juga solusi yang ditawarkan dari setiap pesoalan yang dikemukakan adalah solusi yang toleran, respect dan konstruktif. Logika berfikir kita diajak mencerna setiap yang dia lontarkan.

PAS kuliahpun sering saya terilhami cara berfikir beliau; ada seorang mahasiswa yang bertanya kepada saya : “Pak apakah Tuhan menciptakan juga manusia yang jahat?” Saya bilang seperti layaknya surat Ali Imran (3:27)  Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”

Alloh tidak ciptakan orang jahat, atau Alloh juga tidak ciptakan gelap, tapi justru Alloh ciptakan Terangnya. Karena terang yang dihasilkan dari cahaya dapat diukur alias terukur. Kalau dalam bahasa fisika, setiap ciptaan Alloh pasti mempunyai satuan. Kekuatan cahaya satuannya kandela. Artinya : Adanya gelap adalah karena tidak ada cahaya.  Dan adanya orang jahat adalah karena mereka tidak mau menerima cahaya /petunjuk dari Alloh.

Dan PAS…semua masuk akal. Apalagi kalau PAS  pembawa acaranya : Inneke Koesherawati (yang dulu ketemuan di Paris sewaktu masih saya jadi pelajar indonesia /PPI) Duhai punjangga dan Wahai orang islam…inilah indahnya Islam.

Inneke mampu mengimbangi pembicaraan Prof. Shihab. Dia wanita yang cerdas, tidak mudah memang. Tapi itulah Inneke. Kalau ada Sutanto Award, dia pasti dapat Award kedua, setelah istri saya. Dan sayang besok pagi PAS sahur; Inneke eh…Tafsir Al Misbah tidak lagi mengocok rasionalitas saya lagi, karena besok sudah 1 syawal; saya sangat butuh sekali lontaran atau pancingan kata-kata rasional dari seorang Prof Shihab untuk ber-ide yang genial guna memulai aktifitas kantor pagi.