Grote Postweg : Blog Marsekal Daendels 1808-1810

Blogfest FISIP 10 november 2010

Catatan ini saya tulis ketika melewati lintasan gunung Telomoyo sekitar Grabag Magelang menuju ke Soropadan Temanggung tgl 26 juni 2010 jam 07.30.

Saya melihat hamparan hutan Bamboo disepanjang gunung , dan hampir di setiap pinggir jalan saya melihat potongan bambbo dengan tempelan tulisan : DIJUAL untuk USUK dan RENG. Pada saat yang bersamaan saya buka : http://www.alibaba.com/product-gs/50095234/Bamboo_Flooring.html dengan gambar yang eksotis :

Dengan harga yang sangat fantastis : US $10-18 per m2

Kesimpulan saya sementara : Ada yang salah dalam management negara ini….

Fakta Sejarah :

Karaeng Pattingalloang adalah perdana mentri dan penasehat utama Sultan Muhammad Said (1639-1653) memesan : 2 bola dunia yang kelilingnya hingga 160 inchi terbuat dari kayu atau tembaga, sebuah peta dunia yang besar dengan keterangan dalam bahasa spanyol, portugis dan latin, sebuah atlas yang melukiskan seluruh dunia, 2 buah teropong dengan tabung logam yang ringan, sebuah suryakanta yang besar dan 12 belas prisma segitiga untuk mendekomposisi cahaya, 40 buah tongkat baja kecil serta bola dari baja atau tembaga. Setelah 3 tahun ditunggu, pada tanggal 15 februari 1648 benda2 tersebut akhirnya dikirim ke Makasar. Barang-barang “langka” tersebut ditukar dengan 11 bahar kayu cendana seharga 60 real tiap bahar sebagai uang muka. (Denys LOMBART : Le Carrefour Javanais)

Meenjelang PD I, mata dagangan Ijzer en Staal adalah yg terbesar produk yang diimpor oleh Belanda : 6.550.000 Gulden tak kurang dari 5.695.000 Gulden darinya adalah untuk Pulau Jawa. Besi yang jaman dulu dipakai membuat senjata makin lama digunakan sebagai alat pertanian yang akhirnya digunakan untuk membabat hutan di Tanah Jawa yang mengubah sama sekali wajah pulau Jawa.

Kesaksian Charles Francois Tombe, seorang perwira prancis yang ditugasi oleh Daendels untuk membuat peta di tanah Jawa : Dari jalan setapak Mataram menjadi Jalan Pos Raya Daendels bahwa adalah cukup beralasan dengan pertimbangan strategi ekonomi kolonial agar budidaya kopi bisa berkembang dengan biaya angkut yang dapat ditekan dengan murah melalui lintas darat. Meskipun jalan tersebut tidak dapat menahan pendaratan Inggris di Jawa, namun jalan tersebut telah mengubah kondisi kehidupan ekonomi dan pemerintahan di Jawa. Karena munculnya jalan-jalan penyambung ke daerah yang masih perawan, munculnya pedagang-pedagang perantara, dan dibukanya perkebunan dan persawahan baru.

Miss Presepsi

Jalan Daendels adalah sebuah karya seperti membangun piramyde di Mesir. Bahkan Pramudya Ananta menuliskan sebagai sebuah genosite yang telah membantai 12.000 nyawa orang Jawa.

Raffles dengan Culture stelsel-nya adalah sebuah Tanam Paksa yang membebani petani -petani di tanah Jawa. Disisi lain, sampai hari ini masih kita jumpai bangunan Belanda, perkebunan Belanda, pabrik Belanda masih eksis di Pulau Jawa dengan tata kelola dan bangunan yang kokoh. Bahkan kalau ada bangunan yang masih berdiri dengan gagahnya orang mengatakan “itu bangunan Londo”. Lha apa orang kita kalau bikin sesuatu tidak bisa seperti mereka ?

Saya yakin benar, meski Belanda bertangan besi dibalut beludru, apa yang dilakukan Daendels dan Raffles adalah menata sebuah management. Jawa ini butuh tatakelola yang baik, tidak hanya serimonial, nyata dan menyentuh langsung kepada petani miskin. Hipotesa saya terbukti : Bahawa sampai hari ini dunia masih membutuhkan rempah-rempah dari tanah jawa www.javaagro.com namun sangat pardoksial, sudah 65 tahun merdeka, tata kelola penanaman dan tata niaga komoditi masih sangat amburadul. Permintaan buyer atas komoditi agro dalam kuantitas yang cukup besar sulit sekali untuk dipenuhi. Solusinya adalah, apakah kita perlu panggil kembali Belanda untuk mengatur tanah Jawa ini? pastinya TIDAK. Untuk itu diperlukan sebuah karya monumental “Grote Postweg” dan “Culture Stelsel” dari Daendels-Deandels dan Rafles-Rafles pribumi masa kini guna menggali harta karun yang masih berada dibawah piramida dengan memanfaaatkan ICT.

Blog Daendels

Bukankah “tangan diatas lebih mulia daripada yang dibawah?” Apakah pepatah mulia itu hanya berlaku tatkala kita bicara masalah beri-memberi dalam urusan duit? Tentunya domain berfikir dari pepatah itu bisa diekspand sampai pada urusan dalam tata krama berinternet. Secara statistik ada 2 fenomena besar dalam bermain internet :

  1. Banyak orang yang googling atau searching di rapidshare untuk mengambil file yang ada di server tersebut.
  2. Disatu sisi Banyak orang yang menanyakan : “Bagaimana agar websitenya bisa eksis dan di hit atau dikunjungi oleh banyak orang?”

Cerita kesuksesan pertumbuhan ekonomi di China dan India yang laju pertumbuhan ekonominya mendekati 2 digit tidak lepas dari peran teknologi Informasi dan komunikasi. Jack Ma alumni Microsoft Seatle dengan ilmu sihirnya telah membangkitkan sebuah teori market engineering dengan membuat pasar virtual www.alibaba.com. Pasar ? ya. Dia telah berhasil mengajak orang-orang yang mencari barang-barang dari jarum jahit sampai mesin pemanen padi. Logika serta tahapan apa yng dia bangun diawal? Kesimpulan saya sementara, Jack Ma telah berhasil menyodorkan atau menampilkan tulisan atau data di website dia pada tahap permulaan. Data-data dia itu sering dicari dan dibutuhkan oleh orang lain. Akhirnya banyak orang yang mencari data bertemu di website dia. Jadilah website itu pasar yang mendunia.

Macthe in Bangalore, adalah sebuah ungkapan yang lazim di Jerman bahwa : Kesulitan belajar Matematika, belajarlah ke Bangalore. Guru-guru di India telah membuat Website yang berisi tentang panduan praktis belajar Matematika. Dengan sangat rapi dan solutif mereka membuat tulisan atau informasi tentang masalah-masalah matematika yang selama ini sulit diselesaikan oleh student-student di Jerman dan di Amerika. Akhirnya situs mereka menjelma menjadi www.tutorvista.com. Saat ini untuk menjadi member musti membayar biaya abonement 99 $ per bulan. Dan tahun lalu tercatat mempunyai member aktif 1100 siswa di Amerika saja. Bayangkan bila seorang guru memiliki gaji : 1100 x 99 x Rp 8.513,- (kurs hari ini) = Rp 927 jt per bulan tanpa harus melewati “program (mubadzir) sertifikasi guru”.

Kedua contoh Chindia tersebut diatas adalah grote Postweg Daendels masa kini; adalah culture stelsel Raffles masa kini. Berawal dari berpikir memberi lebih baik daripada menerima atau mengambil dari orang lain dan berujung pada kemauan dan kemampuan memanagement segala sumberdaya yang ada dengan memanfaatkan ICT.