Multimedia dan Berbagi

Macthe in Bangalore, adalah sebuah ungkapan yang lazim di Jerman bahwa : Kesulitan belajar Matematika, belajarlah ke Bangalore. Guru-guru di India telah membuat Website yang berisi tentang panduan praktis belajar Matematika. Dengan sangat rapi dan solutif mereka membuat tulisan atau informasi tentang masalah-masalah matematika yang selama ini sulit diselesaikan oleh student-student di Jerman dan di Amerika. Akhirnya situs mereka menjelma menjadi www.tutorvista.com. Saat ini untuk menjadi member musti membayar biaya abonement 99 $ per bulan. Dan tahun lalu tercatat mempunyai member aktif 1100 siswa di Amerika saja. Bayangkan bila seorang guru memiliki gaji : 1100 x 99 x Rp 8.513,- (kurs hari ini) = Rp 927 jt per bulan tanpa harus melewati “program (mubadzir) sertifikasi guru”.

Bukankah “tangan diatas lebih mulia daripada yang dibawah?” Apakah pepatah mulia itu hanya berlaku tatkala kita bicara masalah beri-memberi dalam urusan duit? Tentunya domain berfikir dari pepatah itu bisa diekspand sampai pada urusan dalam tata krama berinternet.

Dua hal tersebut diatas telah memperluas definisi berbagi ilmu. Berarti definisi guru, murid dan ilmu yang akan ditransfer akan berubah total. Guru tidak Lagi adalah sosok seseorang yang berdiri didepan kelas. Guru dapat ditemukan dimana saja melalui ruang virtual. Coba kita lihat MIT Open Course milik Massachusett Institute Technology di http://ocw.mit.edu/index.htm. Kita bisa mengikuti kuliah dari Profesor Matematika, Fisika, dll dengan gratis baik melalui video maupun dokumen files pdf nya.

Muridpun bukan lagi sekelompok siswa yang berada dalam ruang kelas, saat ini murid adalah orang yang dapat mengakses informasi guru melalui semua chanel terutama chanel virtual. Murid akan mempunyai network untuk mengakses sumber-sumber belajar dari segala macam sumber tanpa batas ruang dan waktu.

Lantas apa fungsi ruang kelas ? Classroom saat ini adalah tempat untuk melakukan rekonsiliasi pendapat antar murid dan antara guru dengan murid.