Agro Bisnis : “Tidurlah di Kotak Wayang”

Kotak wayang adalah tempat penyimpanan wayang kulit purwa yang terbuat dari kayu, bentuk empat persegi panjang dengan ukuran standar tinggi 50 cm, panjang 160 cm dan lebar 60 cm. Kayu untuk kotak wayang yang terbaik adalah kayu suren, meski langka kayu ini diyakini menghasilkan suara yang pas untuk dodogan, karena selain tempat penyimpanan wayang kotak ini juga difungsikan sebagai alat pendukung pertunjukan yang diletakan di sebelah kiri dalang serta tempat digantungkannya keprak dan tempat memukulkan cempolo. (Wikipidea).

Kata Dalang ada yang mengartikan berasal dari kata Dahyang, yang berarti juru penyebuh berbagai macam penyakit. Dalang dalam “jarwo dhosok” diartikan pula sebagai “ngudal piwulang” (membeberkan ilmu), memberikan pencerahan kepada para penontonya. Untuk itu seorang dalang harus mempunyai bekal keilmuan yang sangat banyak. Berbagai bidang ilmu tentunya harus dipelajari meski hanya sedikit, sehingga ketika dalam membangun isi dari ceritera bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai kekinian. (Wikipidea)

Dalang adalah seorang sutradara, penulis lakon, seorang narator, seorang pemain karakter, penyusun iringan, seorang “penyanyi”, penata pentas, penari dan lain sebagainya. Kesimpulannya dalang adalah seseorang yang mempunyai kemampuan ganda,dan juga seorang manager, paling tidak seorang pemimpin dalam pertunjukan bagi para anggotanya (pesinden dan pengrawit).

Dalang dan wayang adalah sepasang, satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Namun ternyata tidak mudah bagi seorang dalang memainkan wayang-wayangnya. Dia perlu memahami karakter-karakter dari setiap wayang yang dimainkan dalam dalam konteks lakon yang diskenariokan. Nasehat bijak untuk bisa menjadi dalang handal yang mampu memahami karakter wayang yang dimainkan adalah : Tidurlah di kotak wayang. Tentunya tidak semudah yang dibayangkan, apalagi dari sisi waktu, pasti akan butuh waktu yang lama (konon anak seorang Dalang kelak ketika besar akan menjadi dalang yang lebih hebat dari ayahnya).

“Laboratorium” Pertanian Saya sedang membayangkan laboratorium pertanian adalah sebuah hamparan tanah yang luas. Didalamnya dapat kita riset :

  1. perilaku petaninya,
  2. perilaku tanamannya,
  3. perilaku tanahnya,
  4. perilaku alamnya,
  5. perilaku hamanya dan
  6. perilaku pasar pasca panennya.

Sungguh sebuah permasalahan yang sangat kompleks dalam melakukan riset pertanian. Tidaklah berlebihan bila perumpamaan dalang dan wayang diatas adalah gambaran nyata dunia pertanian kita. laboratorium pertanian kita kekurangan “dalang-dalang” muda yang mampu membaca perilaku petani sampai -perilaku pasar. Atau bahasa halusnya, mahasiswa pertanian tidak cukup waktu (layaknya seperti anak dalang yang melakukan riset sejak kecil kepada ayahnya) untuk membuat sebuah laboratorium pertanian, untuk melakukan riset didalamnya, untuk browsing pasar atas komoditas-komoditas lokal yang diburu oleh buyer. Atau bahasa yang kurang halusnya, organisasi mahasiswa pertanian waktunya banyak tersita untuk membicarakan AD dan ART organisasi (semoga saja dugaan saya salah).

Pengalaman pribadi yang sampai hari ini masih menjadi bagian dari proses pembelajaran. Pada sebuah Case Study pembuatan “laboratorium pertanian” di Kalisoro dan Nglurah  Kecamatan Tawangmangu. Berangkat dari sebuah lahan kosong :

Saya jadi ingat Sun Tzu, ketika hendak memutuskan tanaman apa yang harus ditanam menggantikan tanaman sebelumnya yang hancur harganya : “Kenallah lawanmu dan kenallah dirimu maka dalam seratus pertempuran pun kemenanganmu tidak akan dalam bahaya. Teori Sun Tzu menyebutkan arti penting kesatuan tiga faktor, yakni keadaan, momentum, bagian padat, dan bagian kosong. Yang dimaksud dengan keadaan adalah semua keadaan kedua belah pihak. Keadaan ini dibagi menjadi dua, yakni dapat dikalahkan dan tidak dapat dikalahkan. Keadaan yang tidak dapat dikalahkan itu tergantung pada diri sendiri. Sedangkan momentum adalah “saat” dan bagian padat ataupun kosong merupakan “sasaran”. Keputusan harus segera dibuat : Tanaman apa yang harus ditanam dengan mempertimbangkan keadaan, momentum dan sasaran. Market driven adalah kata kunci :

  1. http://www.ksre.ksu.edu
  2. www.alibaba.com dengan keywords dry stevia leaf
  3. www.nabard.org : National Bank for Agriculture and Rural Development yang memuat artikel the sweet secret of stevia.

Perilaku pasar telah dapat dibaca, tinggal perilaku tanaman yang perlu dipelajari dalam sebuah miniatur laboratorium : www.amazon.com

The art of innovation adalah mengatur atau memanagement “wayang” atau petani yang ternyata lebih kompleks masalahnya dari market dan tanamannya sendiri. Kenapa disebut seni? karena memang diperlukan perpaduan Teknik Grote Postweg dan Culture Stelsel nya Marsekal Daedels dan Raffles :  kemampuan berkomunikasi, membuka akses dan kemampuan memahami.

300 ribu bibit stevia siap tanam