Ramadhan – Daging Sampah Rumah Makan & Hotel sampai mati keinjak rebutan zakat

Shock….!!! Di tengah bulan Ramadhan mendengar ada orang mengais sampah : Daging sisa Hotel dan Rumah Makan untuk kemudian dimasak dan dijual lagi ke orang lain. Dan…ini sudah berjalan 5 tahun (baca : info lengkap). Baru 3 hari yang lalu, saya juga menghadiri sebuah acara yang dilanjutkan dengan buka bersama :Prasmanan ala Eropa. Mulai dari menu apperitif, pembuka, menu pricipal, dan dessert. Luar biasa…!!! Dan yang lebih luar biasa lagi adalah tatkala sebagian orang meninggalkan piring dan gelasnya usai makan minum, ternyata masih banyak makanan dan minuman yang tersisa.

Dua peristiwa diatas adalah bentuk dan wujud kegagalan kolektif dalam memaknai Puasa di Bulan Ramadhan, mengapa demikian ?

  1. Prasamanan alias self service, menurut logika saya : cara ini dipakai bukan karena style orang Eropa yang tidak ada kasta (pembantu) tatkala makan bersama. Tapi lebih pada makna bagaimana kita mampu mengukur akan apa yang kita mau makan dan seberapa banyak makanan yang mau kita makan. Bahkan (mohon maaf) sering kali saya melihat di eropa setelah selesai prasmanan nampak piring yang sangat bersih meski belum di cuci. Karena sisa terakhir di lap dengan potongan roti baquette, sehingga piring nampak bersih dari makanan. Akhirnya kesimpulan saya, : (a) Kita gagal memaknai arti sesungguhnya Prasmanan, atau malah sebuah gengsi (atau biar dianggap sebagai kaum perlente) kalau makan selalu disisakan…hehee logika ini hanya dipakai untuk orang yang menyerap budaya barat tapi gak ngerti barat yang mana, alias sok kebarat-baratan. (b) Acara pramanan diatas dan terjadi dibulan Ramadhan, adalah wujud kegagalan kolektif umat islam dalam memaknai puasa di bulan Ramadhan. karena dibulan Puasa semua orang merasakan dan mendapatkan hal yang sama yaitu : Lapar. Yang kaya,yang miskin merasakan lapar. Yang Direktur, yang pegawai merasakan lapar. Yang presiden, yang rakyat biasa merasakan lapar. Kenapa semua harus lapar? Itulah kehebatan Alloh SWT. Dia mendidik kita untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain yang tidak berkecukupan. Tidak hanya dengan sebuah cerita atau dongeng tentang orang lapar : itu lho di ethiopia, ada anak kecil kelihatan tulangnya karena 7 hari tidak makan. Dengan cerita dan mungkin gambar yang mengenaskan tentang seorang anak kecil kelaparan dan dihinggapi lalat dimana-mana, tidak akan mampu cukup mengusik rasa CARE kita kepada sesama. Tapi rasakan langsung. Dengan merasakan begini, kita akan menjadi peduli. Seorang direktur yang pernah merasakan menjadi orang susah akan berbeda cara memimpinnya dengan seorang direktur yang sejak lahir tidak pernah susah. Makanya biar jadi direktur yang baik, direktur yang nggak pernah susah sejak lahir diminta puasa. Dengan puasa/lapar akan membuat kita menjadi PEDULI kepada sesama. Orang yang PEDULI kepada sesama tidak akan membuang makanan/barang yang dibutuhkan orang lain, meski dia sudah berlimpah dan berkecukupan.
  2. Dan yang menyayat hati, sudah 5 tahun bisnis daging sampah rumah makan dan restoran ini berlangsung. Artinya sekian lama kita dalam kesombongan yang luar biasa biadab. Keluar masuk restoran dan hotel untuk makan hidangan yang lezat : Steak ! sementara diluar masih banyak orang yang ngiler pengen menikmati secuil daging steak, dan tragis ….. secuil daging itu adalah sisa dan sudah menjadi sampah. Saudara kita makan sampah dari makanan kita sendiri? Astagfirulloh….Segerakanlah bersujud di serambi malam, sebelum alam murka kepada kita semua.
  3. ada kisah tragis yang membuktikan kegagalan management kita sbg pengikut islam

Senin, 15/09/2008 12:21 WIB
Korban Tewas Berebut Zakat di Pasuruan Menjadi 20 Orang
Edy Ryanto – detikSurabaya

Pasuruan – Nyawa yang melayang saat berebut zakat saat pembagian di rumah seorang pengusaha Pasuruan terus bertambah. Data yang tercatat di kamar mayat RS R Soedarsono Purut Pasuruan menjadi 20 orang, Senin (15/9/2008).

Korban tewas susulan ini adalah warga miskin yang sebelumnya dirawat setelah terinjak-injak di rumah H Syaikon di kawasan RT III RW IV Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo. Mereka sempat dirawat di UGD RS R Soedarsono pada pukul 11.00 WIB.

Hingga pukul 12.00 WIB di kamar jenazah terdapat 20 korban tewas berjejer di lantai karena kapasitas ruang jenazah hanya sebatas untuk 5 jenazah. Sedangkan korban yang masih mendapat perawatan di UGD masih 3 orang.(fat/gik)