Internet : Konten, Budaya dan Kerja
“Don’t be surprised if the next Steve Jobs or Bill Gates comes from my China. That’s the message of Silicon Dragon that profiles the new generation of Chinese entrepreneurs who are challenging the U.S. for global high-tech leadership”
Pesan diatas adalah tulisan Rebbecca A. Fanin yang menulis buku Silicon Dragon.
“Orang Dortmund masih menangisi dan bernostalgia dengan pabrik baja super raksasa Phoniex yg dibangun sejak pasca PD II yang di tukar dengan sepatu boot merk Phoenix buatan China“.
Pesan diatas terinspirasi dari sebuah film yang dibintangi oleh Jet Li berjudul Kiss of the Dragon, sebuah kearifan budaya China Tusuk Jarum menjadi senjata beladiri yang ampuh untuk menaklukan senjata-senjata mutakhir dari kepolisian Prancis.
Inilah saatnya menghadapi sebuah fakta baru bahwa Sang Dragon telah terbangun dari tidurnya (Meski Napoleon Bonaparte pernah berpesan : Jangan sekali-kali kamu bangunkan sang naga dari tidurnya karena ia akan terbang sampai ke bulan). Sang Dragon telah mampu mengalahkan negara negara maju termasuk Amerika Serikat sekalipun dengan perusahaan berbasis teknologi seperti Google, Yahoo, dan Ebay. China telah mampu memadukan dan menkoordinasikan teknologi Informasi dan Budayanya. Potensi yang tersimpan dalam energi potensial telah digerakkan dengan energi kinetik internet. Perpaduan itu telah menghasilkan gerak kolektif dan produktif seperti layaknya energi Mekanik yang sempurna, beberapa produk yang telah mengisi contents internet di China bahkan telah mewarnai contents dunia :
1. Baidu- Robin Lie yang membuat Google berguguran di China,
2. Alibaba – ilmu sihir Jack Ma yang tidak pernah diprediksi penulis Harry Poter bakalan ada ilmu sihir yang sanggup menggeser Ebay dan Yahoo bahkan mencatat rekor di IPO,
3. Dangdang – Peggy Yu yang membuat Jeff Bezos angkat kopernya yang berisi Amazon.com dari China,
4. PingCo – Ping saya ya….milik Charles Wang dengan Skype versi handphone dan ber SMS serta chatting gratis.
Pendulum itu bergerak dengan energi mekanik laksana perpaduan antara budaya dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mereka menggali akar-akar kuat budaya kolektifnya untuk diangkat menjadi sebuah produk yang berbasis teknologi Informasi.
Konten berbasis Kearifan Lokal
Bukankah “tangan diatas lebih mulia daripada yang dibawah?” Apakah pepatah mulia itu hanya berlaku tatkala kita bicara masalah beri-memberi dalam urusan uang? Tentunya domain berfikir dari pepatah itu bisa di-ekspand sampai pada urusan dalam tata krama berinternet. Secara statistik ada 2 fenomena besar dalam bermain internet :
- Banyak orang yang googling atau searching di rapidshare untuk mengambil file yang ada di server tersebut.
- Disatu sisi Banyak orang yang menanyakan : “Bagaimana agar websitenya bisa eksis dan di hit atau dikunjungi oleh banyak orang?”
Cerita kesuksesan pertumbuhan ekonomi di China dan India yang laju pertumbuhan ekonominya mendekati 2 digit tidak lepas dari peran teknologi Informasi dan komunikasi. Jack Ma alumni Microsoft Seatle dengan ilmu sihirnya telah membangkitkan sebuah teori market engineering dengan membuat pasar virtual www.alibaba.com. Dia telah berhasil mengajak orang-orang yang mencari barang-barang dari jarum jahit sampai mesin pemanen padi. Logika serta tahapan apa yng dia bangun diawal? Kesimpulan sementara, Jack Ma telah berhasil menyodorkan atau menampilkan tulisan atau data di website dia pada tahap permulaan. Data-data dia itu sering dicari dan dibutuhkan oleh orang lain. Akhirnya banyak orang yang mencari data bertemu di website dia. Jadilah website itu pasar yang mendunia.
Macthe in Bangalore, adalah sebuah ungkapan yang lazim di Jerman bahwa : Anda kesulitan belajar matematika, belajarlah ke Bangalore ! Guru-guru di India telah membuat Website yang berisi tentang panduan praktis belajar Matematika. Dengan sangat rapi dan solutif mereka membuat tulisan atau informasi tentang masalah-masalah matematika yang selama ini sulit diselesaikan oleh student-student di Jerman dan di Amerika. Akhirnya situs mereka menjelma menjadi www.tutorvista.com. Saat ini untuk menjadi member musti membayar biaya abonement 99 $ per bulan. Dan tahun lalu tercatat mempunyai member aktif 1100 siswa di Amerika saja. Bayangkan bila seorang guru memiliki gaji : 1100 x 99 x Rp 8.513,- (kurs hari ini) = Rp 927 jt per bulan.
Kedua contoh Chindia tersebut diatas, berawal dari berpikir memberi lebih baik daripada menerima atau mengambil dari orang lain.
Tabel 1 adalah data keywords yang sering muncul dalam 30 hari terakhir di bulan april-mei 2011 di 4 negara yang mewakili masing-masing benua. Nampak jelas bahwa orang China mempunyai karakter tersendiri dalam berinternet. Karena mereka kaya dengan ragam budaya yang dimiliki. Dan mau menyampaikan kepada yang lain dan menghimpunnya dalam sebuah directory product yang disebut dengan konten lokal.
No |
Indonesia |
China |
Prancis |
Australia |
1 |
osama | Hari Ibu | ben laden | bin laden |
2 |
osama bin laden | Ibu | ben laden mati | bin laden dead |
3 |
nii | Mei Hari libur | kate middleton | osama bin laden |
4 |
sasha grey | Cerita Hantu | le bon coin.fr | royal wedding |
5 |
kate middleton | Fairy Jepang | impots.gouv.fr | kate middleton |
6 |
snmptn | 3d futon daging | www.caf.fr | mothers day |
7 |
barcelona | Onlylady | impots | justin bieber |
8 |
real madrid | Wanita Catatan. | glee | easter show |
9 |
norman kamaru | futon Daging | jeux de fille | easter |
10 |
briptu norman | Obat rumah. Xin | chatroulette | coles |
Tabel 1. Data Google insight 13 Mei 2011
Dari fakta tersebut, nampak bahwa sekiranya kita telah disibukkan dengan memberi sesuatu kepada yang lain melalui internet akan melupakan berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat didepan internet.
Disampaikan pada Seminar Internet Sehat Kementrian Kominfo RI 20 Mei 2011